JANGAN LUPA DILIKE FACEBOOKNYA YA
(Gudang Ilmu Pengetahuan)
DAN JANGAN LUPA KUNJUNGI SAYA DI
FACEBOOK : Fherry Pramana
TWITTER : Fherry_Pramana
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
ILMU DAN
TEKNOLOGI BENIH
Disusun Sebagai Salah Satu
Syarat
Dalam Menyelesaikan Mata
Kuliah
Ilmu dan
Teknologi Benih
Oleh
I WAYAN PERRY PRAMANA
E 281 10 015
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa
penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat serta karunia-Nya
kepada penyusun sehingga praktikum dan penyusunan laporan ini yang berjudul “
Laporan lengkap Praktikum Mata Kuliah Ilmu dan Teknologi Benih”. Laporan ini merupakan
salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Ilmu dan Teknologi Benih dan
agar dapat melanjutkan studi yang lebih lanjut lagi. Dalam Praktikum Ilmu dan
Teknologi Benih penyusun memperoleh banyak pengetahuan tentang benih dan teknik
pengujian benih serta tentang sertifikasi benih sehingga sangat bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi penyusun.
Dalam penyusunan laporan
lengkap penyusun menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan pedoman agar memperbaiki
penyusunan laporan selanjutnya. Pada
kesempatan ini penyusun menyampaikan bahwa semoga laporan yang penyusun buat
ini bisa jadi panduan dalam melakukan praktikum berikutnya dan semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun di masa yang akan
datang.
Palu, Januari
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan................................................................................ 2
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Kecambah/
Bibit Normal dan Abnormal............................... 3
2.2 Hubungan Tipe Perkecambahan dengan Kedalaman Tanam.................. 4
2.3 Pengujian Kadar Air ............................................................................... 5
2.4 Metode Pengujian Benih .......................................................................... 6
III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat dan Waktu.................................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................... 8
3.3 Cara Kerja.................................................................................................. 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.......................................................................................................... 12
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 16
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...............................................................................................
20
5.2 Saran......................................................................................................... 20
DAFTAR
PUSTAKA
BIODATA
PENULIS
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam tanaman yang tersebar
luas diseluruh penjuru kota dan memiliki berakena ragam jenis tanaman mulai
dari tanaman pangan, hortikultura, hias dan obat-obatan, sehingga penting dan
perlunya untuk dilestarikan. Pelestarian dapat dilakukan degan penggunaan benih
yang bermutu dan tersertifikasi dan pemanfaatan teknologi dalam menghasilkan benih
baru yang berkulalitas dan bermutu, Benih
yaitu symbol dari suatu permulaan. Di Dalam benih tersimpan sumber kehidupan
Yang misterius sebuah tanaman mini. Benih Merupakan inti dari kehidupan di alam
karena Kegunaannya sebagai penerus dari generasi tanaman (Angga, 2009).
Benih
adalah beginning of life atau awal kehidupan
dari suatu budidaya tanaman. Artinya bahwa dengan benih,maka suatu tanaman
dapat meneruskan kehidupan dan menurunkan sifat – sifat yang
dimilikinya.Didalam benih terdapat kandungan
materi genetik dan kandungan kimiawi yang merupakan komponen kritis dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (Angga, 2009).
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan
tentang metode untukmemperbaiki serta mempertahankan sifatsifat genetik dan
fisik benih. Ini meliputi kegiatan pengembangan varietas, penilaian dan
pelepasan varietas, produksi benih, pengelolaan benih, penyimpanan benih, pengujian
benih serta sertifikasi benih.
1.2
Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum
ilmu dan teknologi benih adalah mengidenfifikasi kecambah benih, mengamati tipe
perkecambahan benih, menguji kadar air benih, dan mengamati daya kecambah benih.
Kegunaan dari peraktikum ilmu dan teknologi
benih dapat cara mengidenfikasi benih, dapat mengetahui tipe perkecambahan
benih, mengetahui cara menguji kadar air benih dan mengetahui daya kecambah
benih
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Identifikasi Kecambah/ Bibit Normal dan Abnormal
Perkecambahan
benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benuh
yang sudah matang Benih dapat
berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses
perkecambahan. Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) misalnya: Tingkat kemasakan benih,
Ukuran benih, Dormansi, Penghambat perkecambahan dan faktor luar (eksternal) misalnya : Air, Suhu, Oksigen, dan Cahaya (Sutopo, 2009).
Kriteria
untuk kecambah normal diantaranya adalah : Kecambah dengan pertumbuhan
sempurna, ditandai dengan akar dan batang yang berkembang baik, jumlah
kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan berwarna hijau, dan mempunyai tunas
pucuk yang baik, Kecambah dangan cacat ringan pada akar, hipokotil/ epikotil,
kotiledon, daun primer, dan koleoptil dan Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi
bentuknya masih sempurna (Sutopo, 2009).
Kecambah
abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang
menjadi kecambah normal. Dibawah ini digolongkan ke dalam kecambah
abnormal Kecambah rusak: kecambah yang
struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Kecambah cacat atau tidak
seimbang: kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur
pentingnya cacat atau tidak proporsional. Dan Kecambah lambat kecambah yang
pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan
pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih
kecil (Sutopo, 2009).
2.2
Hubungan Tipe Perkecambahan dengan
Kedalaman Tanam
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio
di dalam biji
yang semula berada pada kondisi dorman
mengalami sejumlah perubahan fisiologis
yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan
muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses
perkecambahan biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam
biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi.
Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan (Hartono,
2010).
Berdasarkan
posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan
memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula
keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap
posisinya. Tipe
ini terjadi, jika plumula muncul ke permukaan tanah sedangkan kotiledon tinggal
di dalam tanah. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri
dan jagung
(Hartono, 2010).
Pada
epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula
terdorong ke permukaan tanah. Tipe ini terjadi,
jika plumula dan kotiledon muncul di atas permukaan tanah. Pengetahuan
tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi
untuk memperkirakan kedalaman tanam. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi
pada kacang hijau dan jarak
(Hartono, 2010).
2.3 Pengujian Kadar Air
Benih
adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakan tanaman. Mutu benih mencakup mutu fisik, mutu fisiologis dan
mutu genetika serta memenuhi persyaratan kesehatan benih. Mutu fisik benih
diukur dari kebersihan benih, bentuk, ukuran dan warna kecerahan yang homogen
serta benih tidak mengalami kerusakan mekanis atau kerusakan akibat serangan
hama dan penyakit. Mutu fisiologis diukur dari viabilitas benih, kadar air
maupun daya simpan benih (Lesmana, 2009).
Yang
dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian
hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan
dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah
banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan
air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih
(Lesmana, 2009).
Kadar
air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6% – 8%.
Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan naiknya aktivitas pernafasan
yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam benih.
Selain itu merangsang perkembangan cendawan patogen di dalam tempat
penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan
kerusakan pada embrio (Lesmana, 2009).
2.4 Metode
Pengujian Benih
Pengujian benih ditunjukan untuk
mengetahui mutu atau kualitas benih. Informasi tersebut tentunya akan sangat
bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Mereka dapat
memperoleh keterangan yang dapat dipercaya, tentang mutu atau kualitas dari suatu
benih (Baskara, 2009).
Berbagai program penanaman harus terus dilakukan, hal ini
digunakan untuk mengembalikan fungsi lahan tersebut dan sebagai upaya mitigasi
untuk mengurangi bencana yang diakibatkan oleh keberadaan lahan kritis. Upaya
tersebut jelas memerlukan dukungan ketersediaan benih bermutu. Benih itu
sendiri adalah bagian tanaman yang digunakan untuk perbanyakan atau
perkembangbiakan, baik berupa biji ataupun bagian tanaman lainnya (Baskara,
2009).
Dalam proses pengujian benih yang
diujikan antara lain viabilitas, benih atau daya hidup benih, struktur
pertumbuhan, uji kesehatan benih. Dalam pengujian benih langkah-langkah yang harus
dolakukan antara lain : pengambilan contoh benih, pengujian kemurnian benih,
pengujian kadar air, uji daya kecambah, uji kekuatan tumbuh benih atau uji
kesehatan benih (Baskara, 2009).
Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan
digunakan untuk penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna,
pengedar, maupun pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat
berupa metode pengujian yang standar. Metode ini diharapkan mampu memberikan
hasil yang seragam apabila pengujian terhadap suatu kelompok benih dilakukan
oleh institusi yang berbeda (Baskara, 2009).
III.
METODE
PRAKTEK
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum Ilmu
dan Teknologi Benih dilakukan dilaboratorium Teknologi Benih, Fakultas
Pertanian, Universitas Tadulako, dimulai pada hari selasa tanggal 8 mei 2012
sampai pada hari selasa tanggal 29 mei 2012 pukul 13.30 – 17.30 WITA sampai selesai.
3.2 Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum
Ilmu dan Teknologi Benih yaitu petridish, pinset, cutter, pinset, oven,
timbangan analitik, sprayer, bak perkecambahan, alat pengecambah dan alat
pengepres.
Bahan yang digunakan
dalam Praktikum Ilmu dan Teknologi Benih yaitu benih jagung, kacang tanah,
cabai, padi, bawang, kertas merang, plastik, pasir, air, kertas label, dan tanah.
3.3
Cara
Kerja
3.3.1 Identifikasi kecambah
Mengambil masing-masing benih untuk
dikecambahkan sebanyak 50 biji, Benih tersebut dikecambahkan pada pestridish
yang dilapisi kertas merang yang sebelumnya dijenuhkan dengan air dan telah
dipres. Setiap hari diamati dan bila kelihatan kering disemprot dengan air.
Amati ldentifikasi bibit normal dan tidak normal dibandingkan bentuknya
masing-masing benih yang dikecambahkan tersebut Benih-benih yang berpenyakit
dibuang dari kecambah agar tidak menular ke benih yag lain, hal ini terus
diperiksa setiap hari.
3.3.2
Hubungan
tipe perkecambahan dengan kedalaman tanam
Metode
Uji Daya Kecambah Secara Langsung dengan Substrat Pasir, Tanah
Dengan metode ini benih ditanam pada
substrat pasir atau tanah. Untuk benih-benih seperti kacang tanah, dan benih
disebar di atas suMSedangkan untuk benih-benih lain yang lebih besar ditanam
pada kedalam tertentu.
Siapkan kotak plastik berukuran 17,5 cm
x 4,5 cm x 3,5 sn untuk Benih kacang tanah, atau polibag untuk benih jagung,
Pasir dan tanah yang telah disterilkan terlebih dahulu, untuk pasir diisikan 2
cm dari tepi plastik lalu benih disebar dengan kedalam 2 cm secara berurutan
dan untuk tanah polibag disi tanah kemudian simpan dua butir benih jagung
dengan kedalaman 2 cm, kemudian siram dan amati setiap harinya.
3.3.3
Pengujian
kadar air benih
Menimbang cawan porselin yang telah
dipanaskan terlebih dahulu (misalnya W1
g), mengambil contoh benih ditimbang sebanyak lO g, kemudian diiris tipis
dengan menggunakan cutter , Timbang cawan porselin + contoh benih (misalnya W2 g), Cawan + contoh benih
dipanaskan dalam oven setama 10 jam pada temperatur l30ᴼC, Setelah pemanasan selesai, cawan +
contoh benih didinginkan didalam desikator selama 5 menit kemudian ditimbang
lagi (W3
g), Sesudah penimbangan seletai, cawan + benih dipanaskan lagi dalam oven selama
lO menit pada temperratur l3O"C, selanjutnya ditimbang lagi (misalnya W4
g).
3.3.4
Metode pengujian benih
Pengujian
benih UDK (uji Di atas Kertas)
UDK dimaksudkan menguji benih di atas
lembar substrat. Metode ini sargat baik digunakan untuk benih yang membutuhkan cahaya
bagi perkecambahan.
Substrat kertas (3-4 lernbar) diletakkan pada alas
petridish atau cawan plastik Basahi substrat, biarkan sampai air meresap.
Kemudian air yang ber1ebih dibuang, Tanamlah benih diatas lembar substrat
dengan pinset, Untuk benih sebesar padi cukup 25 butir dalam satu petridish,
sedang untuk benih sebesar tembakau 5O butir Petridish dapat ditutup atau
dibuka, tergantung pada ukuran benih- Benih sebesar padi dibuka; benih sebesar
tembakau petridish dapat ditutup, Letakkan petridish atau cawan plastik yang telah
ditanami benih tersebut dalam alat pengecambah benih. untuk metode uDKm letak
trays di dalam alat pengecambah dimiringkan.
Pengujian
benih UKD (Uji Kertas Digulung)
Pada metode ini benih diuji dengan cara
menanam benih di antara tembar substrat lalu digulung. Dapat digunakan untuk
benih tidak peka cahaya untuk perkecambahannya.
Siapkan substrat kertas berukuran 20 x
30 cm dan prastik dengan ukuran yang Sama, Tanam benih diatas lembaran substrat
(2-3 lembar) yang telah terlebuih dahulu dibasahi Tutup substrat yang telah
ditanami benih dengan lembaran substrat lain dan digulung, Letakkan dalam alat
pengecambah benih untuk kedelai yang berukuran sebesar benih jagung, kederai,
kacang tanah substrat kertas dilapisi plastik diluarnya sehingga menjadi metode
uKDp
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Percobaan 1
Spesimen
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
JUMLAH
|
Padi
|
-
|
2
|
6
|
-
|
9
|
8
|
6
|
31
|
Cabai
|
-
|
3
|
4
|
6
|
-
|
7
|
15
|
36
|
Kemampuan
tumbuh (%) = ∑ benih yang berkecambah
normal x 100%
∑ benih yang dikecambahkan
Kemampuan tumbuh Pada padi (%) =
= 62 %
Kemampuan tumbuh Pada jagung (%) =
= 72 %
Percobaan 2
Spesimen
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
JUMLAH
|
Pasir Benih Kacang Tanah
|
4
|
3
|
-
|
2
|
6
|
8
|
-
|
23
|
Pasir Benih Jagung
|
-
|
2
|
1
|
5
|
4
|
3
|
-
|
15
|
Perhitungan
Daya Kecambah Pasir Benih Kacang Tanah
DB = ∑ benih berkecambah x 100 %
∑ benih yang dikecambahkan
DB = 23
x 100 %
50
DB = 46 %
Perhitungan
Daya Kecambah Pasir Benih Jagung
DB = ∑ benih berkecambah x
100 %
∑ benih yang dikecambahkan
DB = 15
x 100 %
50
DB =
30 %
Percobaan 3
Spesimen
|
Berat
Basah (BB)
|
Berat
Kering (BK)
|
Kacang
|
10.04
|
9.13
|
Bawang
|
10.06
|
2.17
|
Menghitung
Persentase Kadar Air Benih Kacang Tanah
Kadar
air benih (KA) =
=
=9.96
%
Menghitung
Persentase Kadar Air Benih Bawang Merah
Kadar
air benih (KA) =
=
=78.4
%
Percobaan 4
Spesimen
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
JUMLAH
|
Kacang Tanah
|
18
|
5
|
3
|
7
|
6
|
8
|
3
|
50
|
Jagung
|
-
|
6
|
5
|
7
|
8
|
12
|
12
|
50
|
Menghitung daya tumbuh
benih pada uji kertas digulung
Kemampuan
tumbuh (%) = ∑ benih yang berkecambah
normal x 100%
∑ benih yang dikecambahkan
Kemampuan tumbuh
Pada kacang tanah (%) =
= 100 %
Kemampuan tumbuh Pada jagung (%) =
= 100 %
Pengujian indeks vigor
hipotetik (IVH)
RUMUS
: IVH
= 2.82
Keterangan
: IVH = Indeks Vigor Hipotetik
N = Jumlah Daun (Helai)
A = Luan Daun (cm²)
H = Tinggi Bibit (cm)
R = Berat Kering Akar Batang (g)
G = Diameter Batang (mm)
T = Umur Bibit (Minggu)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas data di atas maka
diketahui bahwa kekuatan tumbuh tanaman cabai lebih tinggi dengan
persentase 62 % dibandingkan dengan kekuatan tumbuh tanaman padi dengan persentase 72 %. Hal ini disebabkan karena tanaman cabai memiliki kemampuan untuk dapat tumbuh dan menyesuaikan dengan baik walaupun dalam kondisi yang minim atau kekurangan air dan juga karena pada benih padi banyak
ditemukan kecambah yang tidak normal dan banyak ditumbuhi jamur dan terdapat
pula benih yang busuk. Penggunaan Kertas merang ini berfungsi selain untuk media namun juga untuk menyerap air agar benih mengalami imbibisi dan kemudian mampu berkecambah.
Daya berkecambah benih
merupakan kemampuan benih untuk berkecambah normal pada lingkungan yang serba
memadai. Uji daya berkecambah merupakan salah satu uji viabilitas benih cara
langsung dengan indikasi langsung. Kecambah dikatakan normal apabila semua bagiannya (akar, hipokotil atau
skutelum, plumula, kotiledon) menunjukkan kesempurnaan dan lengkap tanpa
kerusakkan. Kecambah dinyatakan abnormal apabila salah satu bagiannya
tidak muncul, atau muncul tetapi rusak atau tidak sempurna. Benih dinyatakan
mati apabila sampai akhir periode pengujian
tidak menunjukkan adanya gejala perkecambahan dan bukan merupakan benih
keras. Sedangkan benih keras adalah benih yang tetap keras walaupun telah di
lembabkan dalam penumbuhan (Sutopo,
2009).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
diketahui bahwa daya berkecambah tanaman kacang tanah yang dikecambahkan pada wadah full pasir
lebih tinggi dengan persentase 46% dibandingkan dengan daya berkecambah tanaman jagung
dengan persentase 30% yang
dikecambahkan pada wadah pasir yang dilapisi kertas merang. Hal ini disebabkan karena pada wadah full
pasir yang tidak dilapisi kertas merang sehingga menyebabkan oksigen dan air dapat masuk dan diserap dengan
mudah oleh benih sehingga benih dapat dengan mudah untuk berkecambah. Sedangkan pada wadah pasir yang dilapisi
kertas merang, penyerapan air dan oksigen oleh benih memerlukan waktu dan
proses yang lebih lama sehingga perkecambahan benih
tersebut berlangsung agak lambat.
Dalam
suatu proses pembenihan banyak faktor luar mempengaruhi yaitu air merupakan salah satu syarat utama
yang penting bagi berlangsungnya proses
perkecambahan benih. Namun banyaknya air yang diperlukan tergantung oleh benih untuk berkecambah
dan tergantung dari jenis benih itu. Oksigen juga berperan dalam proses respirasi,
pada saat perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat dan
juga meningkatnya pengambilan
oksigen dan pelepasan karbon dioksida. Kurang atau terbatasnya oksigen yang digunakan akan mengakibatkan menghambat proses perkecambahan benih. Dalam
hal ini tingkat kedalaman penanaman benih juga dapat mempengaruhi
perkecambahan benih.
Media
dan Kondisi fisik dari tanah sangat penting bagi
berlangsungnya kehidupan kecambah menjadi tanaman dewasa. Benih akan terhambat perkecambahannya pada
tanah yang padat, karena benih tidak mampu untuk dapat menembus ke permukaan tanah (Hartono,
2010).
Berdasarkan
data tersebut di atas, maka diketahui bahwa kadar air kacang tanah tersebut
tergolong lebih rendah
di bandingkan dengan kadar
air bawang merah dibungkikan dengan hasil persentase kacang tanah hanya 9.96 %
sedangkan bawang merah dengan persentase 78.4 % . Kadar air kacang tanah tergolong rendah
hal ini memungkinkan
benih untuk disimpan dalam
waktu lebih lama. Sebaliknya dengan
kadar air bawang
merah yang tinggi memungkinkan benih akan cepat dengan mudah untuk
berkecambah apabila
dalam keadaan lembab dan tidak cocok penyimpanan dalam waktu lama.
Benih yang
akan disimpan sebaiknya memiliki kandungan air yang optimal, yaitu kandungan
air benih
tergantung dari apa jenis benih tersebut dan di mana benih tersebut dapat
disimpan lama tanpa mengalami penurunan viabilitas benih. Benih awal pada saat panen biasanya memiliki kandungan
air benih sekitar 16-20%, untuk dapat mempertahankan viabilitas maksimumnya
maka kandungan air tersebut harus diturunkan terlebih dahulu sebelum disimpan
dengan cara pengeringan. Makin tinggi kandungan air benih makin tidak
tahan benih tersebut untuk disimpan lama. Benih rekalsitrat
sangat tinggi mengandung air sehingga sangat sangat sulit untuk di simpan
sedangkan benih orthodox mampu bertahan dalam penyimpanan apabila memiliki
kadar air 10-12% (Lesmana, 2009).
Kadungan
air benih mempengaruhi Viabilitas
dari benih yang disimpan dengan kandungan air tinggi akan cepat sekali
mengalami kemunduran. Biji sangat mudah
menyerap air dari udara dan sekitarnya sehingga menyebabkan menjadi mudah
lembab dan busuk. Kandungan
air yang tinggi dapat meningkatkan kegiatan enzim-enzim yang mana akan mempercepat
terjadinya proses respirasi, dan menyebabkan perombakan bahan cadangan makanan dalam biji
menjadi lebih besar dan cepat (Lesmana, 2009).
Berdasarkan data di atas pada pengamatan uji kertas digulung, dapat diketahui bahwa perkecambahan
dengan benih kacang tanah memiliki perbandingan yang sama dengan
perkecambahan benih jagung dan tidak ada perbedaan dalam prose pertumbuhan
perkecambahan. Hal ini karna disebabkan kondisi suhu yang sama dan media dan suhu
ruangan yang sama-sama optimum menyebabkan kedua percobaan ini dapat mengadaptasi
dirinya dengan baik.
Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk
mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang mungkin.
Yang dipertahankan ialah viabilitas maksimum benih yang tercapai pada saat
benih masak fisiologis. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih
dalam penyimpanan diantaranya Jenis dan sifat benih, hal ini Sangat penting
untuk diketahui apakah benih tersebut berasal dari benih tanaman daerah tropis,
sedang atau dingin yang bersifat hydrophyt, mesophyt atau makrobiotik ,
Viabilitas awal dari benih untuk mendapatkan benih yang baik sebelum disimpan
maka biji harus benar-benar masak di pohon dan sudah mencapai kematangan
fisiologis. Dan kandungan air benih hal ini benih yang akan disimpan sebaiknya
memiliki kandungan air yang optimal, yaitu kandungan air tertentu dimana benih
tersebut dapat disimpan lama tanpa mengalami penurunan viabilitas benih (Baskara,
2009).
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa kekuatan tumbuh tanaman cabai lebih tinggi dengan persentase 62 %
dibandingkan dengan kekuatan tumbuh tanaman padi dengan persentase 72 %..
2. Daya berkecambah tanaman kacang
tanah yang dikecambahkan lebih tinggi dengan
persentase 46% dibandingkan
dengan daya berkecambah tanaman jagung dengan
persentase 30%.
3. kadar
air bawang merah > kacang tanah dibuktikan
dengan hasil persentase kacang tanah hanya 9.96 % sedangkan bawang merah dengan
persentase 78.4 %.
4. Tidak ada
perbedaan dalam prose pertumbuhan perkecambahan antara benih kacang tanah dan
jagung
4.2
Saran
Untuk praktek selanjutnya diharapkan lebih
terampil dan serius agar hasil yang yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Baskara, 2009. http://baskara09.wordpress.com/2011/03/30/pengujian-benih/
diakses pada tanggal 13 juni 2012
Hartono, 2010. http://ig09.student.ipb.ac.id/2011/03/21/penetapan-kadar-air-benih/
diakses pada tanggal 14 juni 2012
Lesmana,
2009. http://blankcassanova.blogspot.com/2012/05/uji-kadar-air-benih-fistum.html
diakses pada tanggal 12 juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar